Nila Salin – Kembangkan Potensi Budidaya Ikan di Indonesia
Dengan dikembangkannya varietas ikan nila yang tahan terhadap tingkat salinitas air lebih luas, pemanfaatan lahan tambak daerah pesisir dapat dimaksimalkan. Simak penjelasan dan keunggulan dari budidaya ikan nila salin.
Indonesia merupakan daerah kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, hal ini memberikan potensi yang besar bagi budidaya ikan di daerah pesisir. Dari beberapa jenis ikan yang umumnya dibudidayakan di Indonesia, Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan yang banyak dibudidayakan. Pengembangan ikan nila dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memberikan perkembangan signifikan terhadap daya adaptasi nila di air payau. Artikel ini memberikan gambaran keunggulan dari budidaya ikan nila salin, serta potensinya dalam industri perikanan di Indonesia.
Nila Salin – Varietas yang Adaptif
Nila salin merupakan varietas ikan nila yang dikembangkan dari spesies nila air tawar sehingga dapat menoleransi kadar salinitas air yang lebih tinggi. Nila salin mampu menoleransi kadar salinitas air hingga >20% dengan memanfaatkan karakter euryhaline yang dimiliki oleh ikan nila. Euryhaline sendiri merupakan organisme yang dapat beradaptasi pada salinitas yang luas. Ikan yang memiliki karakter ini mampu hidup pada air laut, air payau dan air tawar.
Ikan nila salin yang telah dikembangkan di Indonesia memiliki nama komersil nila SALINA (Saline Tolerance Indonesian Tilapia). Pertama kali dikembangkan pada tahun 2013, ikan ini telah banyak berkembang dan digunakan untuk memanfaatkan lahan-lahan yang tidak digunakan pada daerah pesisir yang sebelumnya kurang cocok untuk budidaya ikan air tawar. Mengutip Badan Riset dan Inovasi Nasional “ikan nila salina penting untuk mendukung ketahanan nasional, serta untuk pemanfaatan lahan tambak marjinal dimana luasnya mencapai 30-40% dari 1,2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia”.
Manfaat terhadap lingkungan
Budidaya ikan nila salin menawarkan beberapa pengurangan dampak terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan daerah berair payau, pengurangan beban ekosistem lokal dan dampak dari budidaya ikan air tawar disekitar dapat dikurangi. Selain itu, nila salin memiliki nilai FCR yang lebih rendah sehingga mampu mengurangi penggunaan pakan dan mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari jejak karbon proses produksi pakan ikan.
Potensi Ekonomi Nila Salin
Pengembangan budidaya ikan nila salin memiliki berbagai macam potensi secara ekonomi. Beberapa diantaranya adalah tingginya permintaan secara lokal dan pasar ekspor. Nila salin memiliki karakteristik daging yang lebih gurih dari nila yang dibudidayakan pada air tawar dikarenakan kadar garam lebih tinggi yang terkandung di dalam dagingnya. Selain itu, tekstur dagingnya lebih kenyal dan memiliki warna yang lebih putih dari nila yang dipelihara di air tawar.
Waktu panen yang dimiliki oleh ikan nila salin lebih cepat dari ikan nila air tawar. Umumnya ikan nila dipanen dalam waktu 4-6 bulan sedangkan nila salin memiliki waktu panen sekitar 3 bulan. Hal ini memungkinkan perputaran panen yang lebih banyak dalam setahun sehingga lebih menguntungkan bagi pembudidaya. Kualitas ikan nila yang dihasilkan dari Indonesia dinilai baik dalam pasar global. selain itu, harga ikan nila salin di pasar dihargai lebih tinggi dari nila air tawar sehingga menambahkan keuntungan dan peluang lebih jauh secara ekonomi.
Peluang Tenaga Kerja
Dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di daerah pesisir, hal ini akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Dengan peluang penyediaan lapangan kerja baru seperti budidaya ikan, pengolahan ikan dan pemasaran ikan, usaha ini mampu meningkatkan pendapatan dari masyarakat. Selain itu, biaya untuk memulai budidayanya yang tergolong murah memungkinkan masyarakat untuk memulai usahanya sendiri dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.
Dukungan dan Inisiatif dari Pemerintah
Dalam upaya mendorong budidaya ikan nila salin pemerintah mengadakan beberapa upaya untuk meningkatkan minat masyarakat untuk terjun langsung menekuni budidaya ini. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah seperti melakukan peningkatan kualitas bibit, penyediaan bibit kepada para kelompok ternak serta melakukan penyuluhan dan pendampingan terkait cara berbudidaya nila salin. Kolaborasi dengan institusi dan pihak swasta terus dilakukan dalam rangka mengembangkan inovasi dan praktik budidaya yang lebih berkelanjutan.
Budidaya ikan nila salin memberikan peluang yang menarik bagi sektor perikanan di Indonesia. Daya adaptabilitas ikan ini terhadap air payau, manfaat terhadap lingkungan, kondisi pasar yang mendukung, serta peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sekitar membuat budidaya ini menarik bagi para pembudidaya. Dengan memanfaatkan potensi yang ada tersebut, industri perikanan Indonesia diharapkan dapat berkembang dan bagi masyarakat pesisir dan pelaku usaha perikanan dapat menjadi peluang usaha baru yang dapat meningkatkan ekonomi sekitar.