Kenali Sindrom Mastitis-Metritis-Agalactia (MMA) pada Induk Babi
Dalam artikel ini:
Selama fase pasca kelahiran, induk babi menjadi rentan terhadap sindrom mastitis-metritis-agalactia. Penyakit ini dapat menurunkan kesehatan induk babi dan memengaruhi tingkat kelangsungan hidup anak babi. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai:
Sindrom Mastitis-Metritis-Agalactia (MMA) merupakan suatu tantangan yang signifikan dalam industri peternakan babi. Penyakit yang hadir pasca persalinan ini ditandai dengan peradangan pada kelenjar susu (mastitis), peradangan uterus (metritis), dan selanjutnya penurunan atau tidak adanya produksi susu (agalactia). Hal tersebut mampu menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan induk babi dan kelangsungan hidup anak babi (piglet).
Penyebab dan Bagaimana Sindrom MMA terjadi
Infeksi bakteri adalah penyebab utama MMA, dengan bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) yang paling sering diidentifikasi sebagai penyebab. Selain itu, bakteri lain seperti Staphylococcus spp. dan Streptococcus spp juga berkontribusi terhadap penyakit ini. Beberapa bakteri patogen tersebut memanfaatkan berbagai jalur untuk mendapatkan akses ke kelenjar susu atau rahim induk babi. Beberapa proses penyebaran MMA adalah sebagai berikut:
- Infeksi (ascending): Bakteri yang secara alami terdapat di vagina dan vulva dapat bermigrasi ke atas ke dalam rahim selama atau setelah proses melahirkan.
- Penyebaran hematogenesis (descending): Bakteri dari lokasi tubuh lain dapat mencapai kelenjar susu atau rahim melalui aliran darah.
- Lesi pada puting susu: Cedera atau luka pada puting susu dapat menjadi pintu masuk langsung bagi bakteri saat anak babi/piglet menyusu dengan induk.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya kerentanan induk babi terhadap infeksi bakteri setelah masa kelahiran:
- Imunosupresi: Sistem kekebalan tubuh induk babi mengalami periode pelemahanan/penurunan alami setelah proses melahirkan, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap invasi bakteri.
- Kondisi Uterus: Luas permukaan rahim pasca melahirkan menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangbiakan bakteri.
- Gangguan pada Saluran Menyusui: Selama masa melahirkan, saluran menyusui dapat menjadi lebih lemah dan lebih terbuka, sehingga memudahkan peningkatan akses bakteri ke kelenjar susu induk babi.
Gejala Klinis MMA: Kenali Tanda-tanda Berikut
Deteksi dini sindrom MMA sangat penting untuk pengobatan yang efektif dan meminimalkan dampak negatif lebih lanjut pada induk babi dan anak babi. Perlunya meningkatkan kewaspadaan bagi peternak babi dan mewaspadai gejala-gejala berikut ini dalam waktu 12 jam hingga 3 hari setelah beranak untuk pencegahan cepat pasca kelahiran.
Gejala pada Induk Babi:
- Anoreksia (hilangnya nafsu makan)
- Letargi (lesu) dan depresi
- Kenaikan suhu tubuh (demam tinggi)
- Mastitis: ambing memerah, bengkak, dan sakit
- Metritis: lendir pada vulva dengan bau tidak sedap
Gejala pada Anak Babi:
- Pengurangan atau pertambahan bobot badan yang rendah
- Kegelisahan selama menyusu
- Kelaparan karena kurangnya asupan susu dari induk
Diagnosis dan Strategi Pengobatan: Perangi Infeksi!
Diagnosis MMA umumnya bergantung pada gejala klinis, riwayat penyakit induk babi, dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Dokter hewan akan merekomendasikan tes tambahan seperti sampel susu untuk identifikasi dan mengonfirmasi bakteri penyebabnya.
Pendekatan pengobatan dari berbagai sisi diperlukan untuk mengatasi infeksi bakteri dan meringankan gejala pada babi yang menderita MMA:
- Terapi Antibiotik: Pemberian antibiotik spektrum luas sangat penting untuk melawan infeksi bakteri. Antibiotik spesifik yang dipilih akan bergantung pada bakteri yang teridentifikasi dan resep yang diberikan oleh dokter hewan.
- Obat Anti-inflamasi: Obat anti-inflamasi dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan yang ditimbulkan ole mastitis dan metritis.
- Perawatan Ekstra: Dalam kasus yang parah, perawatan ekstra seperti elektrolit mungkin diperlukan untuk menngatasi dehidrasi yang terjadi dan menjaga kesehatan babi secara keseluruhan.
Pencegahan: Fondasi bagi Ternak Sehat
Menerapkan langkah-langkah pencegahan merupakan landasan mitigasi MMA secara efektif. Berikut adalah beberapa strategi utama yang dapat diterapkan oleh peternak babi:
- Protokol Kebersihan yang Ketat: Pembersihan dan desinfeksi kandang serta peralatan pendukung peternakan secara teratur mampu untuk meminimalkan kontaminasi bakteri di lingkungan pembesaran babi.
- Optimalisasi Nutrisi: Pastikan induk babi menerima makanan seimbang yang kaya akan nutrisi penting selama masa kehamilan dan menyusui. Nutrisi pendukung seperti vitamin dan mineral juga penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang kuat untuk melawan infeksi.
- Manajemen Stres: Menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi babi selama masa beranak membantu mencegah penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh stres. Beberapa langkah seperti menyediakan ruang yang cukup, menghindari penanganan yang kasar, dan membuat lingkungan yang bersih dapat berdampak baik.
- Bantuan Kelahiran: Bila diperlukan, memberikan bantuan pada proses kelahiran dapat meminimalkan komplikasi dan potensi terluka yang dapat menjadi jalan masuknya bakteri.
- Program Vaksinasi: Konsultasi dengan dokter hewan tentang penerapan program vaksinasi induk babi agar mampu mencegah infeksi bakteri spesifik yang terkait dengan MMA.
Sow Lact - Pakan Induk Babi
Penuhi kebutuhan nutrisi induk babi Anda untuk fase pra dan pasca kelahiran untuk keberhasilan beternak!
Lihat lebih lanjutSindrom MMA mampu menimbulkan ancaman signifikan terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup anak babi. Dengan memahami faktor penyebab, gejala klinis, dan strategi pengobatan, peternak dapat secara efektif menangani penyakit yang kompleks ini. Penerapan prosedur pencegahan yang baik, khususnya yang berfokus pada kebersihan, nutrisi, dan manajemen stres, sangat penting untuk meminimalkan kejadian MMA dan menjaga kesehatahan induk dan anak babi.
Tentang penulis
Rahman Ibrahim
Digital Marketer