Articles

Musim Berganti, Tantangan Menanti: Strategi Cerdas Peternak Ayam Hadapi Musim Kemarau

Rahman Ibrahim

Digital Marketer

25 April 2025
-
5 Menit

Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau bukan hanya perubahan cuaca, tapi juga ujian nyata bagi dunia peternakan ayam. Suhu yang meningkat, kelembapan yang menurun, dan kondisi lingkungan yang berubah drastis bisa memicu berbagai masalah kesehatan ayam serta menurunkan produktivitas secara signifikan. Jika tidak diantisipasi dengan baik, musim kemarau bisa menyebabkan kerugian besar, baik secara biologis maupun ekonomi. Maka, penting bagi peternak untuk memahami bahaya yang mengintai serta menyiapkan langkah-langkah mitigasi sejak dini.

Berikut adalah bahaya utama yang perlu diwaspadai, baik dari sisi langsung terhadap ayam maupun dampak tidak langsung pada lingkungan peternakan:

1. Heat Stress (Cekaman Panas)

Panting ditandai dengan perilaku nafas terengah
Perilaku panting ditandai dengan perilaku nafas terengah pada ayam

 

  • Ayam sangat rentan mengalami heat stress saat suhu kandang melebihi 28°C, karena mereka tidak memiliki kelenjar keringat dan hanya bisa mengeluarkan panas lewat pernapasan dan penguapan.
  • Heat stress dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, penurunan produksi telur, pertumbuhan yang lambat, hingga kematian mendadak jika suhu tubuh ayam mencapai 42°C atau lebih.
  • Gejala heat stress meliputi ayam membuka mulut (panting), melebarkan sayap, menempelkan tubuh ke permukaan dingin, dan sering minum air.

2. Penurunan Produktivitas

 

  • Produksi telur turun drastis, kualitas telur menurun (kerabang tipis atau kotor), dan pertumbuhan ayam broiler melambat akibat gangguan metabolisme serta penurunan asupan pakan.
  • Ketika suhu panas, Nafsu makan ayam akan cenderung turun hal ini dapat menurunkan intake pakan pada suatu periode.
  • Konversi pakan memburuk (FCR meningkat) karena ayam makan lebih sedikit namun tetap membutuhkan energi untuk mendinginkan tubuh.

3. Peningkatan Kematian dan Kerugian Ekonomi

  • Heat stress yang parah dapat menyebabkan kematian massal, terutama pada siang hari saat suhu puncak. Jika suhu lingkungan sudah mencapai diatas 28°C, peternak harus waspada akan cekaman panas.
  • Kerugian ekonomi juga muncul akibat meningkatnya biaya pengelolaan kandang, kebutuhan air, dan penanganan kesehatan ayam.  

4. Penurunan Imunitas dan Risiko Penyakit

  • Heat stress bersifat imunosupresif, menurunkan jumlah dan aktivitas sel darah putih serta produksi antibodi, sehingga ayam lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan (seperti CRD), penyakit pencernaan, dan penyakit infeksius lainnya
  • Kelembapan rendah dan debu yang meningkat di musim kemarau memperbesar risiko penyebaran penyakit melalui udara.

5. Ketersediaan dan Kualitas Air Menurun

 

  • Musim kemarau sering menyebabkan kekurangan air bersih, padahal kebutuhan air ayam meningkat dua hingga tiga kali lipat saat panas.
  • Kekurangan air dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan konsumsi pakan, dan memperparah heat stress.  

6. Manajemen Kandang

  • Kandang yang terlalu padat, ventilasi buruk, atau bahan kandang yang menyerap panas memperparah kondisi ayam dan meningkatkan suhu lingkungan kandang.
  • Feses menjadi lebih basah karena konsumsi air meningkat, memicu pertumbuhan lalat dan meningkatkan kadar amonia, yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan menurunkan kualitas lingkungan kandang.

7. Ancaman Parasit dan Endoparasit

  • Pada kondisi kemarau basah, endoparasit yang sebelumnya dorman bisa muncul bersamaan, menurunkan serapan nutrisi dan produktivitas ayam, terutama pada sistem kandang terbuka.

Untuk memitigasi penurunan performa akibat perubahan lingkungan yang mungkin terjadi, peternak perlu untuk melakukan mitigasi dengan memodifikasi lingkungan pada peternakannya. Langkah-langkah ini dapat menjadi acuan untuk menghadapi tantangan lingkungan saat musim kemarau.

1. Optimalkan Ventilasi dan Pendinginan

  • Pasang kipas angin gantung dengan kecepatan 2,8-3,4 m³/menit per ekor ayam.
  • Gunakan tirai evaporatif dengan efisiensi pendinginan 70-80%.
  • Atur kepadatan kandang ≤8 ekor/m² untuk broiler dan 4-5 ekor/m² untuk layer.

2. Manajemen Air

  • Tambah jumlah tempat minum otomatis (nipple drinker) dengan rasio 1:10 ekor.
  • Berikan vitamin elektrolit mengandung Na⁺ (0,3%), K⁺ (0,4%), dan Cl⁻ (0,3%) untuk menjaga keseimbangan ion.
  • Pasang sistem sirkulasi air berpendingin dengan suhu terkontrol 22±2°C.

3. Modifikasi Pakan

 

  • Tingkatkan energi pakan 5-7% dengan tambahan minyak nabati (1-2% ransum).
  • Kurangi protein kasar 1-2% untuk mengurangi produksi panas metabolik.
  • Berikan pakan 60% pagi hari (05.00-07.00) dan 40% sore (17.00-19.00).

4. Monitoring Kualitas Lingkungan

  • Pasang sensor untuk memantau parameter lingkungan penting:
    • Suhu (akurasi ±0,5°C)
    • Kelembaban (±3% RH)
    • Konsentrasi amonia (<25 ppm)  

5. Manajemen Litter

  • Tebar zeolit 0,5-1 kg/m² untuk menyerap kelembaban berlebih.
  • Balik litter setiap 3 hari dengan ketebalan maksimal 15 cm.
  • Aplikasi probiotik (Bacillus subtilis) 100 g/ton litter untuk mengurangi fermentasi.

Bahaya utama musim kemarau bagi peternak ayam adalah heat stress, penurunan produktivitas, peningkatan kematian, penurunan imunitas, kekurangan air, masalah manajemen kandang, dan risiko penyakit serta parasit. Setiap faktor ini saling berkaitan dan dapat memperparah kerugian jika tidak diantisipasi dengan manajemen kandang yang baik, penyediaan air yang cukup, dan pengendalian lingkungan secara menyeluruh.

Tentang penulis

Rahman Ibrahim

Digital Marketer

Hit me up for collaboration!