Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat produktif dengan kemampuan reproduksi yang tinggi. Dengan keunggulan ini, ikan nila menjadi salah satu komoditas utama perikanan di Indonesia. Dalam satu kali pemijahan, ikan nila betina dapat menghasilkan ratusan hingga ribuan telur yang siap menetas, menjadikannya ideal untuk budidaya dalam berbagai skala. Ikan nila juga kerap disandingkan dengan ternak ayam dikarenakan sistem budidaya yang efisien dan rasa ikan yang ringan sehingga mendapatkan sebutan “chicken of the sea”.
Daur Hidup Ikan Nila
Daur hidup ikan nila terdiri dari beberapa fase penting, dimulai dari fase telur, kemudian larva, berlanjut ke benih, dewasa, hingga menjadi induk yang berkembang biak secara optimal. Setiap fase daur hidup ikan nila memiliki keunikan tersendiri yang menyesuaikan dengan daya bertahan ikan nila di lingkungan alaminya. Beberapa sifat dan keunggulan ini juga membuat nila menjadi salah satu spesies yang dapat berkembangbiak dengan mudah di alam liar.
Stadia Telur
Fase telur merupakan awal dari siklus kehidupan ikan ini. Ketika pemijahan, induk jantan akan membuat sarang yang akan digunakan oleh induk betina sebagai media peletakan telur. Telur yang dihasilkan oleh induk betina akan diletakan pada sarang dan kemudian dibuahi oleh induk jantan. Biasanya, telur-telur ini berukuran kecil dengan warna kekuningan transparan, dan jumlahnya bisa mencapai 100 hingga 1.500 butir dalam sekali pemijahan. Jumlah telur tergantung dari ukuran dan kondisi induk betina (Hepher and Prugunin, 1981). Setelah pembuahan selesai ikan nila betina akan bertugas menjaga telur dan menyimpannya di dalam mulut. Ikan nila dikenal sebagai "mouthbreeder" yang artinya induk betina menyimpan telur-telurnya di dalam mulut sebagai upaya perlindungan dari ancaman predator di sekitarnya. Selama menjaga telur dan larva ini, induk betina akan berpuasa, untuk melindungi keturunannya.
Larva
Setelah menetas, telur berkembang menjadi larva. Pada tahap ini, larva masih sangat bergantung pada induknya, terutama untuk perlindungan. Selama 5 hingga 7 hari pertama, larva mengandalkan sisa kuning telur yang melekat pada tubuh mereka sebagai sumber nutrisi utama. Setelah larva mengabsorbsi kuning telur secara sempurna, larva mulai belajar untuk mencari makan sendiri dari lingkungannya. Meskipun begitu, mereka akan tetap berada dekat di sekitar induknya untuk mendapatkan perlindungan.
Benih
Seiring dengan pertumbuhannya, larva ikan nila akan mencapai ukuran sekitar 2-3 cm. Saat mereka berada dalam ukuran ini, larva akan mulai dapat disebut sebagai benih. Pada waktu ini, ikan nila muda telah berenang dengan sempurna dan memiliki perilaku bergerombol untuk menghindari predator. Pembudidaya ikan biasanya memilih membeli ikan pada fase benih ini dikarenakan ketahanan tubuh mereka yang sudah mulai terbentuk, sehingga benih dianggap lebih mudah dipelihara dibandingkan larva yang lebih rentan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.
Nila Dewasa
Ikan nila akan mulai memasuki fase dewasa ketika tubuh mereka telah mencapai ukuran yang matang. Pada fase ini, ikan nila mencapai dewasa kelamin dan mulai mampu bereproduksi. Usia dewasa pada ikan nila umumnya dimulai antara 4 hingga 6 bulan, dengan faktor lingkungan dan nutrisi yang memengaruhi perkembangan mereka.
Nila Indukan
Ikan nila dapat dikatakan sebagai induk ketika telah mencapai usia sekitar 1,5 tahun dengan bobot tubuh di atas 500 gram. Pada tahap ini, ikan nila menunjukkan kemampuan reproduksi yang optimal, menghasilkan lebih banyak telur dengan kualitas yang baik. Keberhasilan ikan nila dalam melewati daur hidupnya menjadi kunci dalam produktivitas budidayanya.
Tentang penulis
Rahman Ibrahim
Digital Marketer