Jangan Sampai Fatal! Tips Memilih Benur Udang yang Baik
Budidaya udang di Indonesia memang sangat menjanjikan, hal tersebut dikarenakan terdapat banyak potensi yang mendukung kelancaran usaha budidaya udang. Salah satunya yaitu wilayah perairan Indonesia yang bersifat tropis sangat cocok untuk pembesaran maupun pembenihan udang konsumsi.
Dalam Proses Budidaya, Memilih Benur Udang yang Baik Merupakan Sebuah Langkah Awal yang Sangat Penting
Berbicara mengenai pembenihan udang, beberapa wilayah di Indonesia sudah banyak dimanfaatkan untuk memproduksi benur udang. Seperti pada wilayah Situbondo, Bali, Sulawesi, dan Aceh. Sudah jelas bahwa Indonesia sangat berpeluang dalam pengembangan bisnis pembenihan udang.
Apalagi kebutuhan benur sangat diperluakan untuk mecukupi pasokan bagi petambak-petambak udang. Namun sebelum membeli benur, ada baiknya mengetahui tips memilih benur udang yang baik.
Memilih benur udang yang baik ternyata sangat berdampak dalam keberhasilan budidaya. Karena itu perlu dipahami sejak awal soal cara untuk mengenali benur udang vaname yang sehat. Berikut ulasanya!
Tips Memilih Benur Udang yang Baik!
1. Umur Benur
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), benur udang dapat dikatakan matang ketika usianya memasuki 18 – 20 hari. Terhitung dari fase awal larva sampai masa setelah lepas dari selubung larva dan mulai berkembang menjadi udang sepenuhnya.
Udang yang sudah sepenuhnya lepas dari selubung larva disebut benur PL atau post larva. Jumlah angka yang disematkan pada bagian belakang kode PL digunakan untuk menandakan lama usia udang muda setelah lepas dari larva. Sebagai contoh post larva 12 atau yang disingkat menjadi PL 12 merupakan usia udang setelah 12 hari lepas dari larva.
2. Ukuran Optimal
Ukuran benur udang vaname yang dapat dijual didasarkan pada beberapa kriteria. Pertama, berat benur yang diperkirakan pada kisaran 0,001 gram setiap individunya.
Kedua, biasanya benur yang dapat dijual berada pada ukuran PL 10 sampai PL 12. Meski begitu, beberapa peternak memilih benur yang memiliki ukuran lebih kecil, contohnya PL 8 dan PL 9 karena harga yang lebih terjangkau dan dapat dibeli dalam jumlah yang lebih banyak.
Ukuran benur udang vaname sendiri pada dasarnya relatif sangat kecil, bahkan tidak sampai 1 cm. Standar ukuran akan dilihat dari bentuk dari benur yang mulai menampakan organ insang. Organ dalam seperti usus nampak jelas pada bodi transparan dari udang kecil ini.
3. Pergerakan Benur Lincah
Benur udang yang sehat selalu aktif berenang, selain itu pergerakanya terbilang gesit dan peka terhadap rangsangan dari luar. Benur berkualitas selalu berenang menentang arus dan menempel di dasar kolam ketika terjadi pergerakan air.
Untuk memastikan kesehatan benur melalui rangsangan dapat dengan mudah dilihat. Apabila masih belum yakin, masukkan benda yang steril kedalam kolam, jika pergerakanya lincah dapat dipastikan benur tersebut sehat.
4. Ukuran Benur Seragam
Pastikan memilih benur dengan ukuran yang sama dan seragam. Ukuran yang seragam setidaknya dapat menjadi awal yang baik untuk mendapatkan panen udang yang ukuranya seragam.
Ketika membeli benur udang dengan ukuran yang berbeda beda, kecil kemungkinan panen yang dihasilkan memiliki ukuran yang seragam. Kedepanya kondisi ini akan membuat kesulitan dalam penjualan hasil panen.
5. Pastikan Organ Utuh
Bentuk tubuh yang lurus terutama ketika berenang merupakan penanda benur udang berkualitas. Sedangkan benur yang tidak sehat cenderung memiliki tubuh yang membelok dan tidak sejajar.
Selain itu, pilihlah benur udang yang baik memiliki mata mengkilap dan tidak ada bercak pada bagian kulit maupun hepatopankreas.
Benur udang yang baik juga memiliki antena yang utuh, tidak patah, dapat membuka, dan menutup dengan sempurna. Jika antena benur selalu terbuka, itu menandakan benur tidak sehat karena terdapat bagian yang cacat pada bagian antena.
Lakukan pengecekan pada bagian ekor udang (telson dan uropod), ekor yang membuka dan fisiknya utuh menandakan benur berkualitas. Apabila ekor belum sepenuhnya membuka menandakan benur belum siap untuk dijual, dikarenakan umur benur tersebut belum mencukupi.
6. Usus yang Terlihat Penuh
Kondisi usus benur yang selalu terisi penuh menjadi penanda benur yang berkualitas, hal tersebut disebabkan sistem pencernaan berjalan dengan normal. Benur dalam kondisi sakit atau stres memiliki usus yang kosong, karena nafsu makan udang yang sedang sakit mengalami penurunan.
Cukup mudah mengetahui usus udang yang berisi atau tidak, lakukan dengan mengambil beberapa sample udang dan amati kondisi ususnya. Warna benur yang transparan memberikan kemudahan dalam mendeteksi kondisi usus udang.
Tips Memilih Tempat Pembenihan Udang yang Berkualitas
1. Pilihlah Benur Tersertifikasi Specific Pathogen Free (SPF)
Benur yang berkualitas tidak hanya dinilai dari keutuhan fisiknya saja, terdapat beberapa indikator yang bisa menjadikan benur tersebut berkualitas dan tangguh. Pertama, benur tersebut harus tersertifikasi Specific Pathogen Free (SPF).
Benur SPF sendiri memiliki pengertian yakni kondisi benur tersebut steril dan terbebas dari patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan benur yang belum mengantongi sertifikasi SPF memiliki risiko yang tinggi ketika dibesarkan melalui tambak, karena dapat membawa patogen yang berujung pada penyakit.
Perlu diketahui bahwa SPF sendiri hanya menjamin kondisi benih udang yang diproduksi terbebas dari patogen spesifik, terutama virus. Sedangkan ketika masa pembesaran di tambak masih terjadi kemungkinan udang terserang penyakit.
2. Lokasi Pembenihan Menerapkan Pedoman Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)
Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) merupakan pedoman dan rangkaian budidaya Ikan dengan melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan benih dalam lingkungan yang terkontrol.
Mekanisme dan pedoman CPIB juga wajib diterapkan pada teknik pembenihan udang. Pedoman tersebut mencakup penerapan teknologi yang memenuhi kriteria, persyaratan teknis, manajemen, keamanan pangan, dan lingkungan
Tempat produksi benur yang menerapkan pedoman CPIB biasanya menghasilkan benur yang berkualitas, karena pedoman tersebut berisi kontrol teknis dan operasional yang cukup ketat. Sehingga menghasilkan produk (benur) dengan standar yang tinggi.
Memilih benur sebenarnya tidak begitu susah, asalkan mengetahui asal-usul benur tersebut. Benur udang yang berkualitas sangat berpengaruh dalam meningkatkan hasil panen, selain itu benur berkualitas juga dapat mengurangi risiko infeksi penyakit pada udang.